Jumat, 10 Desember 2010

Aids Merenggut Kebahagiaanku_Tugas Menulis Kreatif

AIDS MERENGGUT KEBAHAGIAANKU


Seperti halnya orang yang normal aku bernafas dan memiliki banyak keinginan, aku habiskan sisa hidupku di atas sofa butut yang sudah tak ada penyangga yang empuk, kadang aku ingin berlari mengejar layang-layang,namun gerak’ku terbatasi oleh penyakit yang sudah bersarang dalam tubuhku selama lima tahun terakhir ini.aku AIDS.

aku bukan orang yang tertarik akan narkoba,aku bukan penganut seks bebas,aku bahkan bukan orang yang mempunyai refutasi buruk dikalangan masyarakat, seingatku saat itu aku pergi nonton film ke bioskop sialan itu, aku terkena suntikan yang sengaja di letakan dikursi penonton. Saat itulah masalah muncul dalam diriku,aku menjadi kurus kering dalam kurun waktu dua tahun,,dokter memvonisku AIDS.

Aku Atie umurku 23 tahun, aku berasal dari keluarga miskin, bapak’ku tukang kawin terakhir ku dengar dia menikahi nenek tua berumur 70 tahun, entah apa yang diharapkan bapak’ku dari nenek itu,menurutku bapak mempersulit dirinya..yah benar,,bapakku sudah gila meninggalkan aku yang sakit dan meninggalkan ibu yang ringkih. Ibu adalah satu”nya mengapa ak masih bertahan dengan penyakit sialan ini, ibu yang mengurusku,ibu yang selalu ada saat aku tak bisa tidur selama empat hari, meskipun ibu selalu mengomel padaku, tapi ak tahu ibu menyayangiku. Aku selalu bilang pada ibu bahwa aku tak apa-apa bahwa ak ingin ibu tak terlalu memusingkan keadaanku yang menyedihkan,sungguh dalam hati ini aku ingin sekali ibu tak merasakan penderitaanku, sungguh aku ingin ibu terbebas dari semua beban..

Aku tinggal di kontrakan pak jamil, pak jamil adalah satu-satunya nya orang yang peduli akan keluargaku,,dia terkenal dermawan dan sangat peduli pada orang-orang seperti keluargaku. Ibuku bekerja di pabrik plastik milik pak indra, untung ibu masih diperbolehkan bekerja disana meskipun kerjanya hanya tukang sapu, tapi aku tahu ibu senang bekerja disana, karna dengan begitu ibu bisa melupakan penderitaan ku sejenak. Setidaknya ibu bisa melambungkan angannya saat menyapu plastik-plastik yang tak terpakai. Aku tahu ibu menderita karena aku,tapi aku tak sanggup untuk berbuat apa-apa untuk ibu,aku begitu egois karna hanya memikirkan diriku yang akan mati. Tuhan menghukum ku, tuhan ingin menguji kesabaranku,sungguh aku tak sanggup sebagai manusia biasa aku tak bisa berbuat apapun untuk bersabar,aku tak bisa..hanya ibu yang bisa melakukan itu, buatku ibu lah yang menguatkan ku selama ini,bukan cobaan itu.

Sebelum aku terkena penyakit ini, aku berpacaran dengan pria yang baik hati dan tampan.panggil saja namanya tria, dia pria yang sangat perhatian terhadapku,aku sempat mengutarakan perasaanku padanya,aku bilang padanya saat itu,aku mencintainya bak dayung bersambut dia pun memiliki perasaan yang sama padaku,namun kini itu hanya kenangan buatku,setelah aku divonis AIDS,,aku sudah tak punya apapun yang bisa aku banggakan kecuali cintaku yang besar padanya.namun nampaknya sia-sia dia tak sanggup untuk bertahan dengan aku yang hina dan tak memiliki apa-apa lagi. Dua tahun lalu dia menikah,meskipun sakit namun aku turut bahagia atas pernikahannya,aku berharap suatu hari aku dibebaskan dari penyakit ini dan bisa merasakan menikah dengan seseorang yang aku cintai. Meskipun kini aku tak diberi hati oleh tuhan,namun aku berharap akan ada seseorang untuk cinta kedua ku,karna cinta pertamaku kini sudah tak lagi menjadi seseorang yang bisa aku dapatkan dengan keadaanku yang menyedihkan.sungguh Aku ingin merasakan kebahagiaan menikah,aku ingin.

Lamunanku sesaat melayang jauh,lamunan akan masa depanku,dan lamunan jika aku mati,jika aku mati aku kasihan pada ibu pasti dia sendiri dan tak ada yang akan peduli pada kesehatannya,aku tak sanggup jika harus meninggalkan ibu,pernah sesekali aku menawarkan ibu untuk menikah lagi,namun sia-sia ibu sudah tak mau untuk menikah lagi.ayahku yang brengsek itu tak kunjung melihat keadaan anaknya,dia asik dengan istri barunya,jika aku diberi kesempatan untuk hidup,aku ingin ayah mati bersama istri mudanya...aku menghabiskan masa mudaku dengan penuh air mata dan suram.

Tak ada harapan,.aku hanya menunggu kematian sekarang karna itu yang bisa menolongku untuk tidak merasa sakit. Dengan terseret-seret aku menulis surat untuk ibu..”Selamat tinggal ibu,aku menyayangimu namun aku harus pergi jauh meninggalkanmu,kita akan bertemu disurga,aku yakin ibu mampu tanpa aku.maaf telah merepotkanmu selama ini aku menyayangimu dan akan selalu sayang padamu.”

Dengan diakhiri air mata,jantungku berdegup kencang,dan entah apa yang akan terjadi, mungkin ini waktunya aku mati.

Neng Asih_10607083_Menulis Kreatif_13 october 2010..

4sa03_Universitas Gunadarma_...

AIDS MERENGGUT KEBAHAGIAANKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar